Pemerintah Indonesia melalui Direktorat Energi Baru dan Terbarukan menyatakan, setiap ruangan mempunyai tingkat pencahayaan atau iluminasi yang standar yang dirasakan nyaman dan sesuai kebutuhan.
Berikut ini tabel tingkat pencahayaan rata-rata pada ruangan.
FUNGSI RUANG | TINGKAT PENCAHAYAAN (LUX) |
---|---|
Teras | 60 |
Ruang Tamu | 120 - 250 |
Ruang Makan | 120 - 250 |
Ruang Kerja | 120 - 250 |
Kamar Tidur | 120 - 250 |
Kamar Mandi | 250 |
Dapur | 250 |
Garasi | 60 |
Bagaimana menentukan jumlah lampu yang tepat atau pas dalam sebuah ruangan?
Secara teori, rumus yang digunakan untuk menentukan jumlah lampu dalam ruangan adalah:
N = Jumlah lampu yang diperlukan.
E = Nilai tingkat pencahayaan pada ruangan (lux)
A = Luas permukaan ruangan (m2)
F = Besarnya cahaya yang dikeluarkan sebuah sumber cahaya (lumen)
uf = Koefisien penggunaan
llf = Koefisien kehilangan cahaya.
E adalah besarnya nilai tingkat pencahayaan pada ruangan, dimana ini dapat dilihat dari tabel di atas yang mana masing-masing ruangan mempunyai nilai yang berbeda sesuai dengan fungsinya.
A adalah luas permukaan ruangan. Misalnya ruangan kamar tidur anda berukuran 4 m x 5 m, maka nilai A adalah 20 m2.
F adalah besarnya nilai cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya.. Ketika anda membeli bola lampu, besarnya nilai F (lumen) ini dapat anda ketahui pada kemasan bola lampu tersebut.
uf (utility factor) adalah faktor penggunaan, hal ini berkaitan dengan ketinggian plafon ruangan, dimana pada plafon ini biasanya lampu ditempatkan. Nilai uf ini biasanya berkisar antara 0,6 - 0,7
llf (lost light factor) adalah nilai koefisien kehilangan cahaya. Semakin bersih ruangan semakin besar nilai koefisiennya. Pada ruangan ber-AC yang disinyalir tergolong bersih maka nilai llf-nya sekitar 0,8 - 0,93
Sekarang kita ambil contoh bagaimana menentukan jumlah bola lampu pada sebuah kamar tidur yang ber-AC.
Kamar tidur ini berukuran 4 m x 5 m, sementara itu bola lampu yang akan digunakan adalah bola lampu LED merk Hannochs 14 watt yang mempunyai lumen 1200 lm. (lihat lingkaran merah pada gambar berikut)
Berapa jumlah lampu yang diperlukan pada kamar tidur ini?
Setelah menggunakan rumus mencari jumlah lampu di atas, maka didapatkan nilai N = 3,07 atau jika dibulatkan sama dengan 3. Artinya jumlah lampu yang diperlukan pada kamar tidur ini adalah 3 buah.
E = Nilai tingkat pencahayaan pada ruangan (lux)
A = Luas permukaan ruangan (m2)
F = Besarnya cahaya yang dikeluarkan sebuah sumber cahaya (lumen)
uf = Koefisien penggunaan
llf = Koefisien kehilangan cahaya.
E adalah besarnya nilai tingkat pencahayaan pada ruangan, dimana ini dapat dilihat dari tabel di atas yang mana masing-masing ruangan mempunyai nilai yang berbeda sesuai dengan fungsinya.
A adalah luas permukaan ruangan. Misalnya ruangan kamar tidur anda berukuran 4 m x 5 m, maka nilai A adalah 20 m2.
F adalah besarnya nilai cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya.. Ketika anda membeli bola lampu, besarnya nilai F (lumen) ini dapat anda ketahui pada kemasan bola lampu tersebut.
uf (utility factor) adalah faktor penggunaan, hal ini berkaitan dengan ketinggian plafon ruangan, dimana pada plafon ini biasanya lampu ditempatkan. Nilai uf ini biasanya berkisar antara 0,6 - 0,7
llf (lost light factor) adalah nilai koefisien kehilangan cahaya. Semakin bersih ruangan semakin besar nilai koefisiennya. Pada ruangan ber-AC yang disinyalir tergolong bersih maka nilai llf-nya sekitar 0,8 - 0,93
Sekarang kita ambil contoh bagaimana menentukan jumlah bola lampu pada sebuah kamar tidur yang ber-AC.
Kamar tidur ini berukuran 4 m x 5 m, sementara itu bola lampu yang akan digunakan adalah bola lampu LED merk Hannochs 14 watt yang mempunyai lumen 1200 lm. (lihat lingkaran merah pada gambar berikut)
Berapa jumlah lampu yang diperlukan pada kamar tidur ini?
Setelah menggunakan rumus mencari jumlah lampu di atas, maka didapatkan nilai N = 3,07 atau jika dibulatkan sama dengan 3. Artinya jumlah lampu yang diperlukan pada kamar tidur ini adalah 3 buah.
No comments:
Post a Comment